Navigation

Pages

Thursday, November 22, 2012

Rahasia Do’a Mengatasi Hutang


Rahasia Do’a Mengatasi Hutang



Abu Said Al-Khudhri radhiyallahu ’anhu bertutur: “Pada suatu hari Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam masuk masjid. Tiba-tiba ada seorang sahabat bernama Abu Umamah radhiyallahu ’anhu sedang duduk di sana. Beliau bertanya: ”Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau sedang duduk di luar waktu sholat?” Ia menjawab: ”Aku bingung memikirkan hutangku, wahai Rasulullah.” Beliau bertanya: ”Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do’a yang apabila kau baca maka Allah ta’aala akan menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?” Ia menjawab: ”Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,”Jika kau berada di waktu pagi maupun sore hari, bacalah do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” Kata Abu Umamah radhiyallahu ’anhu: ”Setelah membaca do’a tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku.” (HR Abu Dawud 4/353)

Doa ampuh yang diajarkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam kepada Abu Umamah radhiyallahu ’anhu merupakan doa untuk mengatasi problem hutang berkepanjangan. Di dalam doa tersebut terdapat beberapa permohonan agar Allah ta’aala lindungi seseorang dari beberapa masalah dalam hidupnya. Dan segenap masalah tersebut ternyata sangat berkorelasi dengan keadaan seseorang yang sedang dililit hutang.

 

Pertama”Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih.” Orang yang sedang berhutang biasanya mudah menjadi bingung dan tenggelam dalam kesedihan. Sebab keadaan dirinya yang berhutang itu sangat potensial menjadikannya hidup dalam ketidakpastian alias bingung dan menjadikannya tidak gembira alias berseduih hati.

Kedua”Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas.” Biasanya orang yang berhutang akan cenderung menjadi lemah. Dan biasanya orang yang malas dan tidak kreatif dalam menjalani perjuangan hidup cenderung mudah berfikir untuk menacari pinjaman alias berutangketika sedikit saja menghadapi rintangan dalam hidup. Sedangkan orang yang rajin cenderung tidak berfikir untuk berhutang selagi ia masih punya ide solusi selain berhutang dalam hidupnya. Orang rajin bahkan akan menolak bilamana memperoleh tawaran pinjaman uang karena ia anggap itu sebagai suatu beban yang merepotkan.

Ketiga, ”Aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut dan kikir.” Biasanya orang yang terlilit hutang menjadi orang yang diliputi rasa takut. Ia cenderung menjadi pengecut. Jauh dari sifat pemberani. Mentalnya jatuh dan tidak mudah memiliki kemantapan batin. Dan orang yang berhutang mudah menjadi kikir jauh dari sifat demawan. Bila kotak amal atau sedekah melintas di depannya ia akan membiarkannya berlalu Hal ini karena ia menggunakan logika ”Bagaimana aku bisa bersedekah, sedangkan hutangku saja belum lunas.”

Keempat, ”Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” Doa bagian akhir mengandung inti permohonan seorang yang terlilit hutang. Ia serahkan harapannya sepenuhnya kepada Allah ta’aala Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji agar menuntaskan problem hutang yang berkepanjangan membebani hidupnya. Di samping itu ia memohon agar dirinya dilindungi Allah ta’aala dari kesewenang-wenangan manusia. Kesewenangan dimaksud terutama yang bersumber dari fihak yang berpiutang. Sebab tidak jarang ditemukan bahwa fihak yang berpiutang lantas bertindak zalim kepada yang berhutang. Ia merasa telah menanam jasa dengan meminjamkan uang kepada yang berhutang. Lalu ia merasa berhak untuk berbuat sekehendaknya kepada yang berhutang apalagi jika yang berhutang menunjukkan gejala tidak sanggup melunasi hutangnya dengan segera.
Itulah sebabnya dunia modern dewasa ini banyak diwarnai oleh berbagai tindak kezaliman. Sebab dalam era dunia modern manusia sangat mudah berhutang. Dalam kebanyakan transaksi manusia dianjurkan untuk terlibat dalam hutang alias transaksi yang tidak tunai. Sedikit sedikit kredit. Apalagi skema pelunasan hutangnya melibatkan praktek riba yang termasuk dosa besar. Islam adalah ajaran yang menganjurkan manusia untuk membiasakan diri bertransaksi secara tunai. Ini bukan berarti Islam mengharamkan berhutang. Hanya saja Islam memandang bahwa berhutang merupakan suatu pilihan yang bukan ideal dan utama. Itulah sebabnya ayat terpanjang di dalam Al-Qur’an ialah ayat mengenai berhutang, yaitu surah Al-Baqarah ayat 282.

Suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu didatangi anaknya yang hendak meminjam uang. Lalu ia berkata kepadanya ”Nak, aku tidak punya uang.” Lantas anaknya mengusulkan agar ayahnya pinjamkan dari Baitul Maal (Simpanan Kekayaan Negara). Maka Umar-pun menulis memo kepada pemegang kunci Biatul Maal yang isinya: ”Wahai bendahara, tolong keluarkan sekian dinar dari Baitul Maal untuk aku pinjamkan ke anakku. Nanti biar aku cicil dengan potong gajiku tiga bulan ke depan.”

Maka memo tersebut dibawa oleh anaknya dan diserahkan kepada bendahara. Tidak berapa lama iapun kembali menemui ayahnya dengan wajah murung. ”Ayah, aku tidak menerima apa-apa dari bendahara kecuali secarik kertas ini untuk disampaikan kepadamu.” Maka Umar menyuruh anaknya membacakan isi memo balasan itu. Isinya ”Wahai Amirul Mu’minin Umar bin Khattab, bagiku sangatlah mudah untuk mengeluarkan sekian dinar dari Baitul Maal untuk engkau pinjam. Namun aku minta syarat terlebih dahulu darimu. Aku minta agar engkau memberi jaminan kepadaku bahwa tiga bulan ke depan Amirul Mu’minin Umar bin Khattab masih hidup di dunia untuk melunasi hutang tersebut.” Maka Umar langsung beristighfar dan menyuruh anaknya pulang...!


Bolehkah Berpuasa Pada 10 Muharram ('Asyura), Sehari Saja?


Bolehkah Berpuasa Pada 10 Muharram ('Asyura), Sehari Saja?

Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah yang menggilirkan hari dan waktu untuk digunakan ibadah oleh hamba-hamba-Nya. Sebagiannya, Allah lebihkan keutamaan dan kemuliaannya sebagai karunia bagi mereka. Maka hamba yang sholeh senantiasa beibadah sepanjang masa dan lebih meningkatkannya pada waktu-waktu utama.
Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam contoh dan teladan dalam beribadah kepada Allah. Orang yang setiap perkataannya wajib diambil, setiap kabar beritanya wajib dibenarkan, setiap perintahnya wajib ditaati, setiap larangannya wajib dijauhi, dan tidak boleh beribadah kepada Allah kecuali dengan syariatnya. Semoga shalawat dan salam juga dilimpahkan kepada keluarga dan para sahabatnya.
Puasa hari 'Asyura (hari kesepuluh Muharram) termasuk hari istimewa dalam bulan ini. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallamsangat bersemangat berpuasa padanya dan memerintahkan para sahabatnya untuk ikut berpuasa. Walaupun secara umum memperbanyak puasa pada bulan Muharram adalah sangat dianjurkan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullahshallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
"Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadlan adalah puasa pada Syahrullah (bulan Allah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardlu." (HR. Muslim, no. 1982)
Menurut Imam Al-Qaari, bahwa secara zahir, maksudnya adalah seluruh hari-hari pada bulan muharram ini. Tetapi telah disebutkan dalam hadits shahih bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam tidak pernah sama sekali berpuasa sebulan penuh kecuali di Ramadhan. Maka hadits ini dipahami, dianjurkan untuk memperbanyak puasa pada bulan Muharram bukan seluruhnya.
Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Ibnu ‘Abbas, Ibnu Umar, dan Asiyah bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam telah berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya. Sementara Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu pernah menceritakan tentang puasa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam,
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
"Aku tidak penah melihat Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersemangat puasa pada suatu hari yang lebih beliau utamakan atas selainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari ‘Asyura dan pada satu bulan ini, yakni bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengabarkan tentang nilai keutamaannya dalam sabdanya,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
"Puasa hari 'Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu." (HR. Muslim no. 1975)
Menambah Puasa ‘Asyura dengan Puasa Tasu'a (9 Muharram)
Disunnahkan untuk menambah puasa Asyura dengan puasa pada hari sebelumnya, yaitu tanggal Sembilan Muharram yang dikenal dengan hari Tasu’a. Tujuannya, untuk menyelisihi kebiasaan puasanya Yahudi dan Nashrani. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata, “Ketika Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallamberpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa padanya, mereka menyampaikan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari itu adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nashrani.’ Lalu beliaushallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, ‘Kalau begitu, pada tahun depan insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilan’. Dan belum tiba tahun yang akan datang, namun Nabishallallaahu 'alaihi wasallam sudah wafat.” (HR. Muslim, no. 1916)
Berkata Imam al-Syafi’i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya, “Disunnahkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh secara  keseluruhan, karena Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam telah berpuasa pada hari ke sepuluh dan berniat puasa pada hari kesembilan.”
Hikmah Berpuasa Pada Hari Tasu’a
Imam al-Nawawi rahimahullaah menyebutkan tentang tiga hikmah dianjurkannya shiyam hari Tasu’a: Pertama, maksud disyariatkan puasa Tasu’a untuk menyelesihi orang Yahudi yang berpuasa hanya pada hari ke sepuluh saja.
Kedua, maksudnya adalah untuk menyambung puasa hari ‘Asyura dengan puasa di hari lainnya, sebagaimana dilarang berpuasa pada hari Jum’at saja. Pendapat ini disebutkan oleh al-Khathabi dan ulama-ulama lainnya.
Ketiga, untuk kehati-hatian dalam pelaksanaan puasa ‘Asyura, dikhawatirkan hilal berkurang sehingga terjadi kesalahan dalam menetapkan hitungan, hari ke Sembilan dalam penanggalan sebenarnya sudah hari kesepuluh.
Dan alasan yang paling kuat disunnahkannya puasa hari Tasu’a adalah alasan pertama, yaitu untuk menyelisihi ahli kitab. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah dalam al Fatawa al-Kubra berkata, “Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam melarang bertasyabbuh dengan ahli kitab dalam banyak hadits. Seperti sabda beliau tentang puasa ‘Asyura,
لَئِنْ عِشْتُ إلَى قَابِلٍ لاَصُومَنَّ التَّاسِعَ
Jika saya masih hidup di tahun depan, pasti akan berpuasa pada hari kesembilan.” (HR. Muslim)
Ibnu Hajar rahimahullaah dalam catatan beliau terhadap hadits, “Jika saya masih hidup di tahun depan, pasti akan berpuasa pada hari kesembilan”, Keinginan beliau untuk berpuasa pada hari kesembilan dibawa maknanya agar tidak membatasi pada hari itu saja. Tapi menggabungkannya dengan hari ke sepuluh, baik sebagai bentuk kehati-hatian ataupun untuk menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Dan ini merupakan pendapat yang terkuat dan yang disebutkan oleh sebagian riwayat Muslim.”
Bolehkah Berpuasa Pada Hari ‘Asyura Saja?
Namun terkadang seseorang tidak ingat atau memiliki halangan untuk berpuasa Tasu'a, seperti sakit, bepergian, ada pekerjaan yang berat, atau alasan lainya. Jika demikian, apakah dia boleh berpuasa pada hari 'Asyura saja?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah dalam al-Fatawa al-Kubra Juz IV telah memberikan jawaban terhadap persoalan ini, “Puasa hari ‘Asyura menjadi kafarah (penghapus) dosa selama satu tahun dan tidak dimakruhkan berpuasa pada hari itu saja.” (Juga didapatkan dalam Ikhtiyarat-nya, hal. 10)
Ibnu Hajar al-Haitami dalam Tuhfah al-Muhtaj menyimpulkan bahwa tidak apa-apa berpuasa pada hari itu saja.
Lajnah Daimah, lembaga riset Ilmiyah dan fatwa yang diketuai oleh Syaikh Abdul Aziz bin Bazz rahimahullahmenerangkan tentang kebolehannya, "Boleh berpuasa hari 'Asyura, satu hari saja. Tetapi yang paling utama,  berpuasa (juga) sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya. Ini merupakan sunnah yang jelas ketetapannya dari NabiShallallahu 'Alaihi Wasallam dalam sabdanya,
لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ
Jika saya masih hidup di tahun depan, pasti akan berpuasa pada hari kesembilan.” (HR. Muslim)
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma berkata, "Yakni (dikerjakan) bersama hari kesepuluh." Wabillahi al-Yaufiq. (Sumber: Fatawa al-Lajnah al-Daimah Li al-Buhuts al-Ilmiyah wa al-Ifta': 10/401).
Kesimpulan
Berpuasa pada hari 'Asyura, sehari saja, tanpa menambah satu hari sebelumnya (Tasu'a) dibolehkan. Walaupun yang lebih utama adalah digandengn dengan sehari sebelumnya. Dari sini, maka Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid dalam Fadhlu Syahrillaah al-Muharram wa Shiyam 'Asyura, puasa ‘Asyura memiliki beberapa tingkatan: Paling rendah, berpuasa pada hari itu saja (hari kesepuluh saja). Di atasnya, berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh. Terakhir, memperbanyak puasa pada bulan Muharram ini dan itulah yang terbaik dan terbagus. Wallahu Ta'ala A'lam. 

Puasa 'Asyura di Bulan Muharram


Jum'at dan Sabtu Besok Jadual Puasa Tasu'a dan 'Asyura!

Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang menjadikan beberapa musim sebagai ladang memanen pahala, salah satunya pada syahrullah al-Muharram. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah yang telah melaksanakan puasa ‘Asyura dan berniat melaksanakan puasa Tasu’a, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram yang telah Allah muliakan. Secara khusus Allah melarangan berbuat zalim pada bulan ini untuk menunjukkan kehormatannya. Allah Ta’ala berfirman,
فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. Al-Taubah: 36)
Ini menunjukkan, mengerjakan perbuatan zalim/maksiat pada bulan ini dosanya lebih besar daripada dikerjakan pada bulan-bulan selainnya. Sebaliknya, amal kebaikan yang dikerjakan di dalamnya juga dilebihkan pahalanya. Salah satu amal shalih yang dianjurkan oleh Nabi shallallaahu 'alaihi wasallamuntuk dikerjakan pada bulan ini ibadah shiyam. Beliau menganjurkan untuk memperbanyak puasa di dalamnya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata, RasulullahShallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
"Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadlan adalah puasa pada Syahrullah (bulan Allah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardlu." (HR. Muslim, no. 1982)
Menurut Imam Al-Qaari berkata, bahwa secara zahir, maksudnya adalah seluruh hari-hari pada bulan muharram ini. Tetapi telah disebutkan dalam hadits shahih bahwa NabiShallallaahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah sama sekali berpuasa sebulan penuh kecuali di Ramadhan. Maka hadits ini dipahami, dianjurkan untuk memperbanyak puasa pada bulan Muharram bukan seluruhnya.
Puasa Tasu’a dan ‘Asyura
Pada umumnya dianjurkan untuk memperbanyak puasa pada bulan Muharram ini. Hanya saja perhatian khusus Syariat tertuju pada satu hari, yaitu hari ‘Asyura. Berpuasa pada hari tersebut bisa menghapuskan dosa setahun yang lalu.
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
"Puasa hari 'Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu." (HR. Muslim no. 1975)
Kapankah Hari ‘Asyura Itu?
Hari ‘Asyura adalah hari kesepuluh dari bulan Muharram. Demikianlah pendapat jumhur ulama dan yang nampak dari zahir hadits berdasarkan kemutlakan lafaznya dan yang sudah ma’ruf menurut ahli bahasa. (Disarikan dari al-Majmu’ oleh Imam al-Nawawi)
Ibnu Qudamah berkata, ‘Asyura adalah hari kesepuluh dari bulan Muharram. Ini merupakan pendapat Sa’id bin Musayyib dan al-Hasan al-Bashri yang sesuai dengan riwayat dari Ibnu ‘Abbas, “Rasullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallammemerintahkan berpuasa pada hari ‘Asyura, hari kesepuluh dari bulan Muharram.” (HR. Al-Tirmidzi, beliau menyatakan hadits tersebut hasan shahih)
Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Ibnu ‘Abbas, Ibnu Umar, dan Asiyah bahwa Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam telah berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya.
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma pernah menceritakan tentang puasa Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam,
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
 “Aku tidak penah melihat Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersemangat puasa pada suatu hari yang lebih beliau utamakan atas selainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari ‘Asyura dan pada satu bulan ini, yakni bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Jangan Puasa ‘Asyura Saja, Tapi Sertakan Satu Hari Sebelumnya
Disunnahkan untuk menambah puasa Asyura dengan puasa pada hari sebelumnya, yaitu tanggal Sembilan Muharram yang dikenal dengan hari Tasu’a. Tujuannya, untuk menyelisihi kebiasaan puasanya Yahudi dan Nashrani.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, beliau berkata, “Ketika Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallamberpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa padanya, mereka menyampaikan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari itu adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nashrani.’ Lalu beliauShallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ‘Kalau begitu, pada tahun depan insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilan’. Dan belum tiba tahun yang akan datang, namun Nabishallallaahu 'alaihi wasallam sudah wafat.” (HR. Muslim, no. 1916)
Berkata Imam al-Syafi’i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya, “Disunnahkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh secara  keseluruhan, karena NabiShallallaahu 'Alaihi Wasallam telah berpuasa pada hari ke sepuluh dan berniat puasa pada hari kesembilan.”
Apa Hikmah Berpuasa Hari Tasu’a?
Imam al-Nawawi rahimahullaah menyebutkan tentang tiga hikmah dianjurkannya shiyam hari Tasu’a: Pertama, maksud disyariatkan puasa Tasu’a untuk menyelesihi orang Yahudi yang berpuasa hanya pada hari ke sepuluh saja.
Kedua, maksudnya adalah untuk menyambung puasa hari ‘Asyura dengan puasa di hari lainnya, sebagaimana dilarang berpuasa pada hari Jum’at saja. Pendapat ini disebutkan oleh al-Khathabi dan ulama-ulama lainnya.
Ketiga, untuk kehati-hatian dalam pelaksanaan puasa ‘Asyura, dikhawatirkan hilal berkurang sehingga terjadi kesalahan dalam menetapkan hitungan, hari ke Sembilan dalam penanggalan sebenarnya sudah hari kesepuluh.
Dan alasan yang paling kuat disunnahkannya puasa hari Tasu’a adalah alasan pertama, yaitu untuk menyelisihi ahli kitab. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullaah dalam al Fatawa al-Kubra berkata, “Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam melarang bertasyabbuh dengan ahli kitab dalam banyak hadits. Seperti sabda beliau tentang puasa ‘Asyura,
لَئِنْ عِشْتُ إلَى قَابِلٍ لاَصُومَنَّ التَّاسِعَ
Jika saya masih hidup di tahun depan, pasti akan berpuasa pada hari kesembilan.” (HR. Muslim)
Ibnu Hajar rahimahullaah dalam catatan beliau terhadap hadits, “Jika saya masih hidup di tahun depan, pasti akan berpuasa pada hari kesembilan”, Keinginan beliau untuk berpuasa pada hari kesembilan dibawa maknanya agar tidak membatasi pada hari itu saja. Tapi menggabungkannya dengan hari ke sepuluh, baik sebagai bentuk kehati-hatian ataupun untuk menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Dan ini merupakan pendapat yang terkuat dan yang disebutkan oleh sebagian riwayat Muslim.”
Bolehkah Berpuasa Pada Hari ‘Asyura Saja?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah dalam al-Fatawa al-Kubra Juz ke IV berkata, “Puasa hari ‘Asyura menjadi kafarah (penghapus) dosa selama satu tahun dan tidak dimakruhkan berpuasa pada hari itu saja.” Sedangkan Ibnu Hajar al-Haitami dalam Tuhfah al-Muhtaj menyimpulkan bahwa tidak apa-apa berpuasa pada hari itu saja.
. . . Jadual Puasa Tasu’a dan ‘Asyura 1434 Hijriyah: hari Jum'at dan Sabtu besok yang bertepatan dengan tanggal 23 dan 24 Desember 2012 M. . . .
Kapan Hari Tasu’a dan ‘Asyura Pada Tahun Ini?
Hari Tasu’a dan ‘Asyura pada tahun ini, 1434 Hijriyah, sebagaimana yang tertera dalam kalender yang beredar di masyarakat Indonsia -Insya Allah-, jatuh pada hari Jum'at dan Sabtu besok yang bertepatan dengan tanggal 23 dan 24 November 2012 M.
Maka kami mengajak saudara-saudara seiman untuk berpuasa pada dua hari tersebut untuk menghidupkan sunnah Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam ini. Semoga kita mendapatkan janji yang disebutkan dalam hadits nabawi, yaitu diampuni dosa-dosa selama setahun yang lalu. Semoga Allah memberikan kemudahan dan kekuatan kepada kita untuk melaksanakannya.

Wednesday, November 21, 2012

Stork-billed Kingfisher (Pelargopsis capensis)


July 2008. Botanical Garden, Singapore
July 2008. Botanical Garden, Singapore
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Order: Coraciiformes
Family: Halcyonidae
Genus: Pelargopsis
Species: P. capensis
Binomial name Pelargopsis capensis
(Linnaeus, 1766)
Main features: The largest (37cm, 140-200g, females usually heavier); bill large (18-20cm) coral-red; upper parts blue; head brown; collar and underparts orange-yellow; feet red.
Adult: As above. Genders look alike.
Juvenile: Like the adult but with narrow dusky fringes on the collar, lower throat and breast and buff-green fringing on upper tail coverts.
Call: Described as flutey 3-4 note fuey falling in pitch; a loud ke-ke-keke-ke-ke in flight. Also a squawking cackle.
In flight: Plain blue wings; big red bill.
The Stork-billed Kingfisher, Pelargopsis capensis (formerly Halcyon capensis), is a tree kingfisher which is widely but sparsely distributed in tropical south Asia from India and Sri Lanka to Indonesia. This kingfisher is essentially resident throughout its range.
This is a very large kingfisher, 35 cm in length. The adult has a green back, blue wings and tail, and grey head. Its underparts and neck are buff. The very large bill and legs are bright red. The flight of the Stork-billed Kingfisher is laboured and flapping, but direct. Sexes are similar. There are 15 races, mostly differing in plumage detail, but P. c. gigantea of the Sulu Islands has a white head, neck and underparts. The call of this noisy kingfisher is a low and far reaching peer-por-por repeated every 5 seconds or so as well cackling ke-ke-ke-ke-ke-ke.
Stork-billed Kingfisher is a species of a variety of well-wooded habitats near lakes, rivers or coasts. It perches quietly whilst seeking food, and is often inconspicuous despite its size. It is territorial and will chase away eagles and other large predators. This species hunts fish, frogs, crabs, rodents and young birds.
Stork-billed Kingfisher digs its nest in a river bank, decaying tree, or a tree termite nest. A clutch of two to five round white eggs is typical.
Breeding: Stork-billed Kingfishers dig out a tunnel nest in among other things: river banks, termite and ants’ nests (include a nest made 6 m high up in a tree), and a hollow tree trunk. 2-5 white eggs are laid. Little else is known about their breeding habits.
That’s wonderful day, but quite hot, on July 2008. I almost decided to go home after searching around in this Botanical Garden, Singapore. I tried to get some of kingfisher photos here. But maybe not the day. But suddenly I saw this bird flying above the Swan Lake, then I tried to catch him, following him until I was below him, he looked at me then I took some of his photos.
I paid more attention of this bird, because finally I can meet him. Then he flight over and landed in the lake caught an orange nice fish, quite big for his mouth. Then I run to get closer, then I took some photos but many people was walking around make the birds went away. I could see the whole process. Actually I could not express my feelting that time, happy I can see this birds, but also sad because of the fish was going to die.
If you see the photos, you will see 2 eyes there with the different feeling.

Oriental Magpie Robin (Copsychus saularis)


Female. Botanical Garden, Singapore
--> Female. Botanical Garden, Singapore
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Order: Passeriformes
Family: Muscicapidae
Genus: Copsychus
Species: C. saularis
Binomial name Copsychus saularis
(Linnaeus, 1758)
Main features: Large (20-23cm); bill black; legs grey.
Male: Black head, breast and upperparts; underparts white; tail black with white outer feathers; bold white wingbars.
Female: Back upperparts and breast replaced by dull dark grey.
Juvenile: As in the adult but with mottled brown breast
Call: Described as a melodious song; a mournful rising whistle; and harsh raspy alarm note.
The Oriental Magpie Robin Copsychus saularis is a small passerine bird that was formerly classed as a member of the thrush family Turdidae, but is now more generally considered to be an Old World flycatcher, family Muscicapidae. It is also known as Oriental Magpie Robin, Straits Robin and Magpie.
This magpie-robin is an insectivorous species which is a resident breeder in tropical southern Asia from Bangladesh, Pakistan, India and Sri Lanka east to Indonesia, south China and the Philippines.
The Oriental Magpie Robin is found in open woodland, cultivated areas and around human habitation. It nests in a hole, often in a wall, laying 3-6 eggs which are incubated by both sexes.
This species is 19cm long, including the long cocked tail. It is similar in shape to the smaller European Robin, but is longer-tailed. The male has black upperparts, head and throat apart from a white shoulder patch. The underparts and the sides of the long tail are white. Females are grey above and greyish white. Young birds have scaly brown upperparts and head.
The Oriental Magpie Robin is a common and tame bird. It is terrestrial, hopping along the ground with cocked tail. The male sings loud melodic notes from the top of a perch during the breeding season.
This is a native species in Singapore, where it is known by the Malay names Kampung/Cerang. Once very common in the 1920s, it was pushed to near extinction by the 1970s, largely due to the introduction of mynahs, illegal poaching, and the disappearance of its natural habitat in the face of rapid urbanisation. Attempts to reintroduce the bird were conducted in the 1980s, but the species remains vulnerable and hence protected by law.
The Magpie Robin’s sad story is a parable of near extinction in Singapore. Magpie Robins were once widespread and common in Singapore, as they still are in Peninsular Malaysia. But they were nearly wiped out in Singapore. Happily, they have made a slow comeback through reintroduction efforts, although their status remains vulnerable (see details below). Sungei Buloh Nature Park is among the few strongholds on the main island for this delightful bird.
Magpie Robins have a varied diet of fruits and animals but are particularly fond of insects and worms. They forage in trees as well as on the ground, where they hop with their tail raised. They also sip nectar.
They prefer open areas such as mangroves, gardens, cultivated areas. They are not found in the deep forest.
Magpie Robins have a delightful varied song and are said to be able to imitate the calls of other birds. They are sprightly and lively, often cocking their long tails. They are easy to spot as they are not shy and sing from exposed perches. Sometimes, they may abruptly sing in at night!
Male, Oriental Magpie Robin
--> Male, Oriental Magpie Robin
Breeding: Magpie Robins breed in January to June. Males court females with hearty song, usually at dawn and dusk, moving their tails up and down in tune. They can be very territorial during breeding. They build their nests almost anywhere from thick shrubs, in the fork of branches of small trees, palms (at the base of the palm frond), hollow trees and even near human habitation: under a veranda, in a hole in the wall, in an old tin can, and in stables. Nests are usually built low. Their nests are large, untidy, shallow cups loosely made from grass or dried leaves, twigs, moss, roots. These are lined with fibres or grass. 3-5 eggs are laid, pale blue or greenish with brown or purple spots. The female incubates, but both raise the young.
I met these birds in some countries, Hongkong, Thailand, China, Indonesia and Singapore.
Those photos above I took in Botanical garden singapore on July 2008. They called each others with nice songs, enjoy walking and sitting there with their songs.

Little Heron (Butorides striatus)


Main features: Small (40-46cm); greenish-grey; neck short; black crown with long black crest;
adult little heron
underparts paler grey; bill black; legs and toes pale yellow/ orange; facial skin greenish. Genders look alike.
Juvenile: Generally duller; upperparts dark brown; white spots on wings; throat, neck and breast white streaked brown; legs dull green.
In flight: Wings appear all dark; toes project well beyond tail.

Call:
 A quiet bird. Its call described as a harsh single ke-yow or chauk when flushed into flight; a raspy kitch-itch-itch; a loud kweak..kee-kee-kee.
Little Herons are often encountered at Sungei Buloh Nature Park, hunched into a compact egg-shape on a branch over the water, motionless but intently looking out for prey. Clothed in their camouflaging plumage, the less observant visitor often overlooks them.
Little Herons eat mainly small fish and crustacea (especially crabs). They also take amphibians and insects and any other edible titbits, including small mammals.
Little Herons use a wide variety of hunting techniques, but usually hunt from cover and rarely forage on the open mudflats.
Often, they perch-and-wait on a branch or root over the water, tucking in their necks and crouching in a low forward position over the water. They may flick their crests up and down as they wait. Little Herons may also jump, plunge or swim after their prey. Or they may use their feet to stir up or rake the surface for titbits. They may even dive into the water.
But more impressively, they may bait fish and other prey, e.g., by dropping a leaf onto the surface. Unlike other herons, Little Herons are not deterred by the rising tide as they are small enough to perch on overhanging branches, though often precariously.
Both adults and young birds have a partial web between the middle and outer toes, which may allow them to swim. Nestlings that fall into the water paddle efficiently to safety. And adult birds paddle back after plunging into water after prey.
These solitary birds usually hunt and roost alone and are highly territorial. But in good feeding areas, several of them may be spaced out at regular intervals. Little Herons prefer to hunt during the early morning and late evening, in shallow waters lined with vegetation which provide good perches and hiding places: mainly mangroves, estuaries, coral reefs and rocky coasts. They may also be found, less commonly and in smaller numbers, in freshwater wetlands such as swamps, streams, canals, reservoirs, and even parks and gardens.
Breeding: In Singapore, Little Herons appear to breed year-round. Courtship displays involve crest raising, neck fluffing with aerial displays, circle and crooked-neck flights and snap displays. This is accompanied by their harsh rasping courting calls and constant tail flicking. Usually, the male performs the displays.
Little Herons usually nest alone, but loose colonies of up to 10 nesting pairs have been encountered, sometimes several nests to one tree. They prefer to nest in mangroves, in trees or in bushes, often over water. They do not appear to nest further than 3 km from the coast. They build flimsy platform nests out of twigs about 30 cm wide and 5cm deep. Nests are built at 2-10 m up. In Sungei Buloh, nests were first recorded in February 2000, made in the mangrove tree, Blind Your Eye (Excoecaria allgalocha) about 5m from the ground.
2-7, usually 5-4, pale greenish-blue eggs are laid. Both parents incubate. Hatchlings are covered in yellow down and emerge at the same time. Both parents feed and raise the young. The young remain in the nest until they fledge. But if disturbed, they will scramble out of the nest and cling to branches to make it more difficult for predators to pick them off.
Migration: Little Herons are generally resident in their range, but those that breed far north in East Asia (A. s. amurensis) do migrate south. These rare visitors to Singapore are slightly larger and usually travel at night.

Status and threats: Little Herons do not appear to be under serious threat as they are still very widespread and found even on oceanic islands. But like other herons, they are affected by habitat destruction and pollution of their environment. In the past they were hunted for food although they apparently only make “tolerable eating”.

Sunday, October 28, 2012

Cara Alami Mengatasi Gusi Bengkak

Berikut 7 cara alami untuk mengatasi gusi bengkak, seperti dilansir onlymyhealth, Senin (27/8/12) antara lain:

1. Berkumur dengan air garam yang hangat

Berkumur dengan air hangat dapat membatu mengurangi rasa sakit baik di gusi maupun tenggorokan. Bantuan ini hanya dapat mengurangi rasa sakit selama beberapa jam saja, sehingga Anda harus berkumur lagi jika gusi kembali terasa sakit.

Campurkan garam dalam air hangat karena garam merupakan zat yang paling umum digunakan untuk berkumur. Setelah berkumur dengan air garam, selalu bilas mulut dengan air segar.

2. Gunakan obat kumur alami buatan sendiri

Anda dapat mempersiapkan obat kumur sendiri di rumah untuk mengobati sakit gusi. Gunakan air dengan campuran hidrogen peroksida atau baking soda untuk obat kumur alami.

Berkumur dengan campuran ini dapat mencegah sakit gusi. Lakukan beberapa kali sehari untuk mencegah produksi dan penyebaran bakteri dalam mulut.

3. Minum lebih banyak air

Minumlah air dalam jumlah yang lebih banyak agar mulut dapat memproduksi air liur lebih banyak juga. Selain berfungsi dalam hal pencernaan, air liur dapat berfungsi membunuh bakteri dalam mulut.

Air minum juga akan membersihkan mulut dari bakteri dengan sendirinya. Jadi, sering-seringlah minum air ketika gusi sedang sakit.

4. Memijat gusi

Coklat hitam atau kapsul vitamin E dapat digunakan untuk memijat untuk meringankan sakit gusi. Pijatlah gusi yang sakit dengan menggunakan jari telunjuk yang bersih.

Gosoklah gusi dengan gerakan melingkar dari awal garis gusi. Dengan memberikan pijatan pada gusi, sirkulasi darah akan meningkat dan dapat membantu dalam penyembuhan.

5. Modifikasi diet

Cegah rasa sakit pada gusi dengan menghindari makan makanan yang menempel pada gusi dan dapat membangun plak, seperti roti putih. Sebaliknya pilihlah makanan yang mengandung vitamin C tinggi, seperti sayuran segar dan buah-buahan.

Perubahan dalam diet alami dapat menenangkan gusi, apalagi jika mengandung banyak vitamin yang baik untuk penyembuhan dan kesehatan gizi.

6. Menyikat gigi secara teratur

Gunakan sikat berbulu sedang untuk menyikat gigi secara teratur dua kali sehari. Menjaga kebersihan gigi dn mulut dapat meningkatkan kesehatan gusi.

7. Menerapkan minyak cengkeh

Minyak cengkeh adalah obat-obatan tradisional yang populer untuk mengobati infeksi gusi. Terapkan pada gusi yang bengkak dengan sedikit lada hitam untuk membantu meredakannya.